Hari minggu pagi aku membaca Koran Suara Merdeka Yunior ketika sedang asik membaca aku melihat sebuah pengumuman pelatihan menjadi wartawan yunior, hal yang aku nanti-nantikan aku langsung brteriak memanggil ayah “Ayah!”panggilku. Ayah langsung dating menghampiri aku yang berada di ruang tamu “ada apa saying kok berteriak-teriak memanggil ayah!” aku lalu berkata bahwa ada pengumuman pelatihan intensif menjadi wartawan yunior. Ayah sangat gembira begitu pun aku. Aku sebenarnya ingin menjadi wartawan yunior karena perkerjaan seorang wartawan itu sangat mulia dan terkadang dapat membantu orang-orang yang belum tahu tentang berita atau informasi . Ayah lalu bertanya “apa adik ingin menjadi wartawan yunior?” karena aku sangat gembira maka cepat-cepat aku menjawab “Ya!” ayah lalu ok tapi ada syaratnya “apa sih yah kok pakai syarat-syaratan segala?” ya dong agar kamu sanggup melakukan tugas menjadi seorang wartawan.
“OK, apa syaratnya yah? Aku bertanya” syaratnya adalah “kamu harus bisa menulis apapun lalu dikiririmkan ke Koran dan harus di muat, kamu tidak boleh malu dihadapan banyak orang, harus berani menerima resiko yang ada bila menjadi seorang wartawan, mempunyai rasa percaya tinggi yang kuat, dapat menyusun pertanyaan. Kamu snggup?” ayah bertanya! Aku langsung menjawab “aku sangup yah!”
Ayah lalu pergi dari ruang tamu dan aku langsung menelepon nomor telepon mbak winda sesuai yang tertera di Koran Suara Merdeka Yunior. Ketika aku menghubungi aku hanya bertanya persyaratannya ternyata ketika hari H aku hanya disuruh membawa pas foto 3 x 4 dan uang sebesar 250.000.
Aku mengakhiri pembicaraan melaui telepon itu, aku lalu mencari ayah yang ternyata berada d ruang keluarga aku memberitahu apa saja persyaratannya dan harus membayar uang sebesar berapa. Ketika itu juga aku dan Ibu pergi ke studio foto untuk foto setelah foto jadi aku pulang, dan menyiapkan apa saja yang akan dibawa pada saat pelatihan.
Hari H pun tiba aku bangun pada pukul 04.30 pagi aku menjalankan salat subuh terlebih dahulu agar nanti ketika pelatihan intensif menjadi wartawan yunior berjalan dengan senang dan lancer setelah salat subuh aku bergegas mandi pada pukul 05.30 pagi aku berangkat dari rumah bersama ayah dan ibu aku berangkat menuju kantor Koran Suara Merdeka di JL. Kaligawe ketika sampai di sana sudah banyak calon-calon wartawan yunior dan para orang tua atau pengantar.Aku dan ibu langsung menuju meja daftar ulang aku menyerahkan pas foto dan juga untuk pembayaran, ketika sudah selesai melakukan daftar ulang aku di beri sebuah kaus warior. Setelah menemukan ukuran kaus yang aku inginkan aku lalu berganti baju dan langsung menuju aula Kantor Suara Merdeka di lantai 3 ketika aku sampai di aula di sana sudah ramai banyak calon warior yang sudah ada di aula lantai 3. Aku berusaha mencari barisan paling depan, kebetulan di barisan paling depan ada bangku yang kosong aku langsung menempatinya ketika itu pula ayah dan ibu berpamitan pulang.
Acara pun dimulai kakak pemandu menerangkan tugas-tugas seorang wartawan dan kewjibannya serta resiko-resiko yang akan diterima. Aku mendengarkan dengan baik dan jika ada kesempatan bertanya selalu aku gunakan dengan sebaik mungkin, tidak terasa waktu sudah mau habis ayah dan ibu pun sudah datang menjemputku. Aku mendapatkan piagam sebagai peserta pelatihan menjadi wartawan yunior dalam rangka pelatihan intensif menjadi wartawan yunior dan aku mendapatkan sebuah Id Card untuk keperluan wawancara .
Beberapa bulan setelah aku melakuakan pelatihan menjadi warior aku dipanggil untuk mewawancarai salah seorang artis Karnaval SCTV yang diselenggarakan di Kota Semarang pada tahun 2010. Pada tahun 2011 aku kembali dipanggil untuk mewawancarai artis Karnaval SCTV yang kembali diadakan di Kota Semarang aku dipanggil oleh tim dari Suara Merdeka yang mengurusi tentang yunior dan warior kami berkumpul di Masjid Bitturrahman pada pukul 13.30 kami lalu langsung masuk menuju back stage awalnya kami dilarang namun setelah menunjukkan Id Card wartawan yunior kami diperbolehkan masuk, kami langsung menuju belakang panggung disana ada beberpa artis salah satunya Bian vokalis dari Group Band D’Bagindas kita meminta foto, lalu ada Anton drummer dari Group Band J-ROCKS aku meminta foto serta tanda tangannya di salah satu kaus ku, aku juga meminta foto bersama Apoy gitaris dari Group Band Wali dan meminta tanda tangan, dan masih banyak lagi. Kami juga sempat mewawancarai Host liputan 6 petang Moch. Achsin dan Yuanita Dwi Atmaja setelah selesai mewawancarai kami juga sempat mewawancari vokalis dari Group Band Wali yaitu Fa’ank setelah mewawancarai Fa’ank kami menuju Hotel Horison. Di hotel itulah para artis Karnaval SCTV menginap salah satunya adalah boys band pendatang baru yaitu SM*SH kami berniat mewawancarai SM*SH namun untuk malam itu tidak bisa.
Akhirnya kami janjian akan melakukan wawancara besok di Hotel Horison pada pukul 08.00 pagi namun ternyata kami baru bisa mewawancarai pada pukul 12.30.siang dan kami pun berfoto bersama seluruh personil SM*SH yang terdiri dari : Morga, Bisma, Dicky, Reza, Ilham, Rafael, Rangga. “Wah, betapa senangnya kami bertemu dengan ke-7 personil SM*SH!”
Setelah melakukan wawancara pada banyak artis dan foto serta tanda tangan para artis kami merasa bangga menjadi seorang wartawan, dan ada rasa senang ketika aku dapat berjumpa dengan banyak artis papan atas Ibu Kota. Enaknya menjadi seorang wartawan!!!
“OK, apa syaratnya yah? Aku bertanya” syaratnya adalah “kamu harus bisa menulis apapun lalu dikiririmkan ke Koran dan harus di muat, kamu tidak boleh malu dihadapan banyak orang, harus berani menerima resiko yang ada bila menjadi seorang wartawan, mempunyai rasa percaya tinggi yang kuat, dapat menyusun pertanyaan. Kamu snggup?” ayah bertanya! Aku langsung menjawab “aku sangup yah!”
Ayah lalu pergi dari ruang tamu dan aku langsung menelepon nomor telepon mbak winda sesuai yang tertera di Koran Suara Merdeka Yunior. Ketika aku menghubungi aku hanya bertanya persyaratannya ternyata ketika hari H aku hanya disuruh membawa pas foto 3 x 4 dan uang sebesar 250.000.
Aku mengakhiri pembicaraan melaui telepon itu, aku lalu mencari ayah yang ternyata berada d ruang keluarga aku memberitahu apa saja persyaratannya dan harus membayar uang sebesar berapa. Ketika itu juga aku dan Ibu pergi ke studio foto untuk foto setelah foto jadi aku pulang, dan menyiapkan apa saja yang akan dibawa pada saat pelatihan.
Hari H pun tiba aku bangun pada pukul 04.30 pagi aku menjalankan salat subuh terlebih dahulu agar nanti ketika pelatihan intensif menjadi wartawan yunior berjalan dengan senang dan lancer setelah salat subuh aku bergegas mandi pada pukul 05.30 pagi aku berangkat dari rumah bersama ayah dan ibu aku berangkat menuju kantor Koran Suara Merdeka di JL. Kaligawe ketika sampai di sana sudah banyak calon-calon wartawan yunior dan para orang tua atau pengantar.Aku dan ibu langsung menuju meja daftar ulang aku menyerahkan pas foto dan juga untuk pembayaran, ketika sudah selesai melakukan daftar ulang aku di beri sebuah kaus warior. Setelah menemukan ukuran kaus yang aku inginkan aku lalu berganti baju dan langsung menuju aula Kantor Suara Merdeka di lantai 3 ketika aku sampai di aula di sana sudah ramai banyak calon warior yang sudah ada di aula lantai 3. Aku berusaha mencari barisan paling depan, kebetulan di barisan paling depan ada bangku yang kosong aku langsung menempatinya ketika itu pula ayah dan ibu berpamitan pulang.
Acara pun dimulai kakak pemandu menerangkan tugas-tugas seorang wartawan dan kewjibannya serta resiko-resiko yang akan diterima. Aku mendengarkan dengan baik dan jika ada kesempatan bertanya selalu aku gunakan dengan sebaik mungkin, tidak terasa waktu sudah mau habis ayah dan ibu pun sudah datang menjemputku. Aku mendapatkan piagam sebagai peserta pelatihan menjadi wartawan yunior dalam rangka pelatihan intensif menjadi wartawan yunior dan aku mendapatkan sebuah Id Card untuk keperluan wawancara .
Beberapa bulan setelah aku melakuakan pelatihan menjadi warior aku dipanggil untuk mewawancarai salah seorang artis Karnaval SCTV yang diselenggarakan di Kota Semarang pada tahun 2010. Pada tahun 2011 aku kembali dipanggil untuk mewawancarai artis Karnaval SCTV yang kembali diadakan di Kota Semarang aku dipanggil oleh tim dari Suara Merdeka yang mengurusi tentang yunior dan warior kami berkumpul di Masjid Bitturrahman pada pukul 13.30 kami lalu langsung masuk menuju back stage awalnya kami dilarang namun setelah menunjukkan Id Card wartawan yunior kami diperbolehkan masuk, kami langsung menuju belakang panggung disana ada beberpa artis salah satunya Bian vokalis dari Group Band D’Bagindas kita meminta foto, lalu ada Anton drummer dari Group Band J-ROCKS aku meminta foto serta tanda tangannya di salah satu kaus ku, aku juga meminta foto bersama Apoy gitaris dari Group Band Wali dan meminta tanda tangan, dan masih banyak lagi. Kami juga sempat mewawancarai Host liputan 6 petang Moch. Achsin dan Yuanita Dwi Atmaja setelah selesai mewawancarai kami juga sempat mewawancari vokalis dari Group Band Wali yaitu Fa’ank setelah mewawancarai Fa’ank kami menuju Hotel Horison. Di hotel itulah para artis Karnaval SCTV menginap salah satunya adalah boys band pendatang baru yaitu SM*SH kami berniat mewawancarai SM*SH namun untuk malam itu tidak bisa.
Akhirnya kami janjian akan melakukan wawancara besok di Hotel Horison pada pukul 08.00 pagi namun ternyata kami baru bisa mewawancarai pada pukul 12.30.siang dan kami pun berfoto bersama seluruh personil SM*SH yang terdiri dari : Morga, Bisma, Dicky, Reza, Ilham, Rafael, Rangga. “Wah, betapa senangnya kami bertemu dengan ke-7 personil SM*SH!”
Setelah melakukan wawancara pada banyak artis dan foto serta tanda tangan para artis kami merasa bangga menjadi seorang wartawan, dan ada rasa senang ketika aku dapat berjumpa dengan banyak artis papan atas Ibu Kota. Enaknya menjadi seorang wartawan!!!
ceritanya cukuplah untuk seorang pemula. dan good job!!!
BalasHapusaku kayaknya pernah baca dech ceritanya di koran suara merdeka yunior tapi gak tau yang nulis sapa tu???
BalasHapus